For more info: sales@tangkasanugerah.com
Seiring dengan kemajuan teknologi, maka kebutuhan listrik juga terus mengalami peningkatan karena banyak peralatan rumah yang membutuhkan energi listrik seprti lemari es, televisi, microwave, setrika dan masih banyak lagi. Masing masing alat akan mengubah energi listrik menjadi energi dalam bentul lain seperti energi kinetik, energi cahaya, energi bunyi atau energi panas. Karena kebutuhan listrik yang sangat besar, maka harus diketahui seberapa efisien alat yang akan digunakan dan apakah pemakaiannya optimal. Untuk itulah dibutuhkan pengujian untuk melihat kualitas dari listrik yang kita konsumsi dari mulai tegangan listrik, arus listrik, hambatan listrik, kualitas daya, faktor daya dan sebagainya menggunakan electrical tes equipment atau alat uji kelistrikan bernama voltage tester.
Kelistrikan merupakan sifat benda yang muncul karena adanya perpindahan muatan listrik positif atau proton ke muatan negatif atau elektron sebab ada beda potensial yang kemudian menghasilkan arus listrik.
Uji kelistrikan bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas dan daya listrik yang dikonsumsi sudah maksimal dari mulai hambatan listrik, arus listrik, tegangan listrik, faktor daya dan sebagainya. Sebenarnya, alat uji kelistrikan atau electrical test equipment sangat beragam. Namun yang akan kita ulas kali ini adalah voltage tester sebagai alat uji kelistrikan dan juga beberapa electrical test equipment lainnya.
1. Voltage Tester
Voltage tester adalah salah satu jenis voltmeter atau alat uji kelistrikan yang dipakai untuk menguji tegangan pada sebuah rangkaian listrik. Volatge tester dipakai untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya tegangan pada sumber listrik atau peralatan listrik yang kita pakai sehingga akan lebih mudah digunakan.
Dalam proses pemakaiannya, anda cukup menghubungkan bagian ujung voltage tester dengan sumber tegangan atau listrik yang akan diuji. Banyak orang yang bertanya tentang kenapa harus memakai voltage terter dan bukankah tes pen saja sudah cuku[ untuk menguji kelistrikan. Meski memang memiliki fungsi yang sama untuk menguji kelistrikan, akan tetapi antara test pen dengan voltage tester juga memiliki perbedaan yang cukup jelas.
Dari segi pemakaiannya, le d yang ada pada test pen akan menyala jika mendeteksi adanya tegangan di sumber yang di uji, sementara pada voltage tester akan bergetar jika mendeteksi adanya tegangan pada sumber yang sedang diuji. Selain itu, voltage tester juga dilengkapi dengan display LCD untuk menampilkan data tegangan yang terukur. Apabila test pen hanya bisa digunakan untuk mendeteksi tegangan pada sumber yang diuji. Selain itu, voltage tester juga memiliki banyak fungsi lainnya, seperti:
Mendeteksi ada tidaknya tegangan pada sumber yang sedang diuji.
Bisa menguji tegangan AC dan DC.
Mempunyai display LCD yang bisa menampilkan data nilai tegangan yang sedang diuji.
Bisa menguji tegangan AC atau DC yang tinggi.
Bisa digunakan untuk menguji tegangan AC atau DC yang rendah.
2. Ampere Meter
Ampere meter berguna untuk mengukur arus pada sebuah rangkaian elektronika atau rangkaian elektrikal. Ampere meter mempunyai satuan A [ampere] atau biasa ditulis dengan rumus I. Sedangkan susunan tangganya adalah µA, mA, A, kA,
Cara kerja alat ini adalah dengan menderetkannya atau memasang secara seri ke dalam sebuah penghantar yang biasanya ampere meter bisa bekerja jika anda pasang pada bagian penghantar paling ujung. Ampere meter umumnya akan dipasang bersama alat yang akan diukur arusnya. Sebagai contoh pada panel box atau jet pump.
Volt memiliki arti tegangan dan meter merupakan satuan pengukuran. Volt meter bisa dipakai untuk mengukur tegangan yang masuk ke dalam sebuah rangkaian. Alat ukur ini lebih banyak dipakai oleh para teknisi elektronika karena mereka harus mengetahui seberapa volt tegangan yang masuk ke dalam rangkaian berbeda dengan teknisi elektrikal atau instalitis yang sudah mengetahui jika tegangan umum yang ada di Indonesia berasa antara 200 hingga 220V untuk 1 fhasa dan 380v untuk 3 fhasa yang kurang untuk pemakaian alat ini.
Cara kerja alat ukur ini dengan cara memasang pararel dan + jika arus DC, F dan N bila AC 1 fhasa dan R serta S, R dan T, S dan T untuk AC 3 fhasa Volt yang dilambangkan dengan V.
3. Frekuensi Meter
Frekuensi meter dipakai untuk mengukur kuat frekuensi yang masuk ke beban atau rangkaian. Frekuensi meter hanya bisa bekerja pada arus listrik AC sebab arus DC atau Direct Cyrrent tidak mempunyai frekuensi. Sedangkan frekuensi merupakan banyaknya gerakan per second atau detik. Arus listrik SC akan seperti berkedip kedip akan tetapi karena kecepatan kedupan yang sangat cepat, maka seolah seperti tidak terlihat.
Frekuensi meter umumnya ada pada sebuah panel tenaga bersama ampere meter dan colt meter sebab pada sebuah rangkaian panel tenaga, tegangan, arus dan frekuensinya sangat diperhitungkan untuk menjaga umur dari beban atau tenaga seperti motor listrik 3 fhasa.
4. Ohm Meter
Ohm meter merupakan electrical test equipment yang digunakan untuk mengukur hambatan atau tahanan sebuah rangkaian yang biasa dipakai untuk mengetahui tersambung atau tidaknya satu rangkaian ke rangkaian lainnya. Ohm meter sangat penting untuk para teknisi dan tukang service dan bahkan juga perlu dimengerti oleh orang biasa. Ohm dilambangkan dengan ? dan cara menggunakan ohm meter adalah dengan meletakkan jarum ukur satu ke ujung satu dan jarum ukur dua ke ujung lainnya.